Kadang kita merasa kecewa atas sesuatu yang gagal kita peroleh padahal ibarat kata "rejeki udah di depan mata", tapi jika Allah belum berkehendak maka sekeras apapun usaha kita untuk memperolehnya dan sehebat apapun do'a yang kita panjatkan, niscaya tak akan kita dapatkan sesuatu itu, apa saja bentuknya entah barang, kesempatan untuk menduduki posisi tertentu di tempat kerjaan atau munkin lowongan pekerjaan ditempat lain yang kita idam-idamkan. Pada saat kita gagal memperolehnya pasti kita merasa kecewa, tapi itu sah-sah saja asal tidak terlalu, munkin seorang teman menghibur kita dengan kata-kata "smoga ada hikmahnya dibelakang hari". Namun diantara kita ada yang bisa menerima kata-kata penghibur itu tetapi ada juga yang sebaliknya, karena yang namanya hikmah itu tidak ujug-ujug datang ketika itu tapi biasanya datang sesudahnya entah besok lusa, minggu depan, bulan depan atau bahkan beberapa tahun kedepan baru kita tau hikmahnya.
Memang hidup ini penuh dengan misteri dan sebagai manusia kadang kita gundah memikirkannya, terutama pada saat kita gagal memperoleh sesuatu itu, tapi tidak demikian halnya bagi orang-orang yang beriman. Sesuatu yang terjadi pada saat ini pasti adalah yang terbaik yang diberikan Allah minimal untuk saat ini. Ada cerita seorang teman yang ingin sekali membeli rumah tipe kecil tapi dengan posisi hook yang memiliki tanah yang luas sehingga suatu saat kelak dia bisa membangun rumahnya sesuai dengan seleranya baik model, bentuk dan juga ukurannya. Tetapi apa yang terjadi pada saat dia sudah deal dengan pihak developer (dan sudah memberikan booking fee) untuk membeli rumah yang di idam-idamkannya tsb dan 1 hari sebelum dia memberikan DP untuk pembayaran rumah tsb, tiba-tiba dia mendapat kabar bahwa rumah yang di idam-idamkannya tsb sudah dibeli orang lain yang sudah memberikan DP beberapa hari lebih cepat daripada dia. Teman saya kecewa dan marah pada orang developer tsb dan sebenarnya kalau mau dipanjangin munkin pihak developer bisa kena batunya tuh, tetapi tidak, teman saya tidak memperpanjanganya dengan alasan nanti malah lebih banyak keluar uang (bener juga sih) dan juga dia bilang munkin belum jodoh, semoga ada hikmahnya di kemudian hari dan karena masih kecewa dengan sistem pembelian rumah tadi akhirnya dia putuskan untuk menunda keinginannya untuk memiliki rumah sampai suatu saat nanti ada lagi rumah yang pas di hati dan developernya bukan developer abal-abal.
Satu tahun berselang, ayahnya sakit keras yang menyebabkan dia harus keluar biaya bolak-balik untuk uang transportasi ke luar kota dan sedikit banyak keluar biaya untuk pengobatan yang tidak dicover asuransi. Pada saat itulah dia baru sadar inilah hikmah yang Allah sembunyikan dibalik gagalnya dia membeli rumah yang dia idam-idamkan satu tahun yang lalu, karena boleh jadi kalau dia sudah terlanjur beli rumah tadi munkin uangnnya sudah terkuras habis untuk membayar DP dan juga cicilannya setiap bulannya dan beberapa bulan setelah akhirnya Allah memanggil almarhum ayahnya, dia memperoleh kesempatan unutk promosi sekaligus mutasi ke kota lain yang jauh dari kota tempat dia kerja sebelumnya sekaligus jauh dari lokasi perumahan yang dia idam-idamkan satu tahun yang lalu itu, ini juga mengandung hikmah tersendiri....coba aja kalau dulu udah beli rumah repot lagi kan mau dijual, trs beli rumah lagi di tempat yang lain ......
Namun kini dia sudah memiliki rumah yang jauh lebih baik dari yang dulu gagal dia miliki baik dari segi ukuran banguan, tanah, lokasi dan terlebih dekat dengan tempat kerjaanya sekarang yang merupakan harapan semua orang agar tidak tercebak macet, telat ke tempat kerja dll dll. Itulah sepenggal kisah yang cukup menarik untuk kita petik bersama hikmahnya, memang benar kata seorang teman "smua akan indah pada waktunya".
No comments:
Post a Comment